Question :
Apa bagus untuk bermatapencaharian menjadi musisi? (Sebagai drummer)
Apakah bisa menuntut masa depan yang cerah? (Sebagai drummer)
Dari KlinikDrumNow
NIce bgt pertanyaannya.
Saya kasih 3 jawabanya ya, yaitu hidup sbg Drummer & Hidup sbg Musisi/drummer dan juga sbg Drummer/musisi/educator. Kenapa 3? OKay, here it goes...
1. Definisi 'Hidup sbg Drummer':
Orang yang main drum di band, rekaman atau soloist. Atau product spesialist di suatu dealer musik. That's drummer. Pure hanya orang yg bisa main drum.
2. Definisi 'Hidup sbg Drummer/musisi'.
Orang yang main drum, rekaman, soloist, produksi lagu (ciptain lagu untuk band, composser, jinggle dll). Biasanya drummer yg bisa main alamat musik lain terutama Piano atau gitar.
3.Definisi 'Hidup sbg Drummer/musisi/educator'
Orang yang main drum, rekaman, soloist, produksi lagu (ciptain lagu untuk band,,composer, jinggle dll). Dan juga bisa mengajar drum/musik di Sekolah musik kursus, private atau di sekolah tinggi musik. Selain itu bisa memberikan edukasi via klinik drum, membuat buku, DVD hingga web site.
Nah, 'Alhamdulillah' saya termasuk sbg 'jenis' yang ke-tiga. Yaitu Drummer/musisi/educator.
Dilihat dari definisnya saja sudah jelas. Bahwa job jauh lebih banyak daripada 'hanya' menjadi Drummer dan Drummer/musisi.
Kalau ngasal aja men-compare antara musisi & business man ya berbeda. Tapi saya coba kasih pertimbangan antara keduanya.
Drummer:
Work alone
Hobby dijadikan kerjaan, ya senang abis.
Pendapatan hingga 10 jt/bulan (hanya ngajar) bisa di raih. Asal tekun.
Pendapatan hingga 20 jt perbulan (ngajar, clinic, royalti buku) juga bisa.
pendapatan hingga 50-60jt Perbulan juga memungkinan. Jika punya band yang cukup meledak. Dan memang sedang naik Daun.
Nah, sbg musisi. Moment dimana sedang kencang2 dapat duit, sebaiknya di TABUNG hingga nanti bisa buat modal untuk menjalankan bisnis. Nah, jadinya BUSINESSMAN juga kan? Bedanya, drummer/musisi bisa dapat modal bisnis tanpa bantuan dari orang lain, yaitu ortu, teman atau saudara. Bahkan bisa terbebas dari pinjaman Bank.
Kalau pure Businessman yang starts dari nol dan tidak punya modal. Cukup riskan meminjam dari bank. Yang perlu jaminan dll, kalau kredit macet ya bisa di penjara, mobil, rumah disita semuaaaa.... duh!
Businessman:
Tidak perlu sekolah tinggi2 untuk bisa berbisnis. Biasanya naluri bisnis itu berdasarkan keturunan. Orang indo keturunan punya sense of bussiness yang lebih baik daripada orang Indo melayu sendiri.
Kerja perlu modal awal yang tidak sedikit. Kl tdk dapat modal dari ortu, saudara atau sahabat, harus pinjam dari Bank atau bahkan rentineer. Resikonya, ya bisa bangkrut-krut-krut kalau failed
yang pasti full of stress
Harus rela keluar modal banyak untuk mendapatkan hi-return
perlu sense of gambling untuk sukses.
PEndapatan sangat bervariatif. Dari 1 jt perbulan, hingga milyaran. Well, untuk milyaran butuh waktu yg sangat tidak sedikit, bahkan bisa makan waktu 2 generasi sebelum bisnisnya berkembang. Kaya Zildjian aja.
Conclusion:
Tidak selamanya seorang Drummer akan tetap menjadi 'hanya' seorang drummer. Kalau kita lihat Lars Ulrich misalnya, selain nge-drum. Dia sekarang punya pom bensin dimana2 di US.
Kalau jadi businessman, tetap bisa jadi drummer kok. Atau sebaliknya. Toh kalau jadi pengusaha, tinggal cari karyawan aja. So, ownernya silahkan cari 'uang saku' dari nge band dll.
So, businessman sekali musisi higly recomended. Kl kerja kantoran paling2 cuma jadi 'weekend warrior' aja, yg cm main musik setelah jam kerja atau hari sabtu dan minggu.
Menurut pendapat saya pribadi, kondisi musik di Indonesia sekarang memang benar drummer/musisi bukanlah karir dengan masa depan suram. Terbukti banyak band yang punya penghasilan tinggi sampe bisa beli rumah, mobil, menghidupi keluarganya sampe 3 keturunan. Sebut saja Radja, Samson, Nidji, Ungu, Kangen, Letto, setidaknya itu untuk saat ini. Bisa dibilang, kehidupan finansial mereka lebih dari cukup. Mereka punya pemasukan besar meskipun tidak tetap dalam periode waktu tertentu layaknya karyawan disuatu perusahaan. Kemudian pertanyaan, bagaimana dengan band-band seperti burger kill, naif, kapten, funkop, jikustik, tiket, mereka terkenal, tapi tidak seterkenal Ungu (kayanya). Apakah masing-masing personilnya juga mempunyai finansial yang cukup??
Teman saya ^mo pernah berkata bahwa dengan tergabung sebuah band, sebenarnya yang terjadi adalah kita membangun perusahaan sendiri. Kita menjadi bussiness owner bagi perusahaan/band kita. Yang ditawarkan apa? ya jelas performance / musik yang diusung. Kita bisa untung kalo musik kita ternyata disukai pasar, sehingga penjualan rekaman bagus, kita juga sering dipanggil untuk manggung baik offline maupun online.
Semoga Bermanfaat! Next gwa sambung lagi...